Mau bahagia

 

Mau bahagia. Merawat diri, mengurus kesehatan termasuk proses pencaharian keadaan bahagia.  Setiap kita manusia ini mau bahagia. Orang gila pun merasa bahagia dengan yang kita lain anggap itu gila. Mau bahagia  karena ada dorongan Nafsu dalam diri kita untuk bahagia dalam arti senang, gembira, puas dan damai. Semua upaya Nalar kita itu mengarah kepada pencaharian pengethuan baru dan menghimpun pengalaman untuk menjadi jalan menuju bahagia. Naluri kita mendorong kita untuk bahagia itu tidak sendiri, harus dengan sesama jauh dan dekat. Nurani kita langsung menyambut maunya kita bahagia itu dengan menunjuk pada sumber Bahagia Abadi, TUHAN. (4N, Kwadran Bele, 2011).

Mau bahagia. Makan enak berlebihan adalah dorongan Nafsu yang keliru campur serakah dalam mau bahagia. Tipu-tipu sesama, main otak sana-sini adalah cara cari bahagia yang khilaf dari Nalar yang dikelabui oleh Nafsu yang menyimpang. Ajak sesama untuk pikir bengkok, omong kotor, buat curang, lalaikan tugas adalah juga cara cari bahagia yang memelintir karya Nafsu + Nalar + Naluri. Langsung Nurani menangis terseduh-sedan karena si Manusia sudah salah arah dalam menggerakkan Nafsu + Nalar + Naluri. Lengkaplah diri manusia, jauh dari bahagia karena Nafsu telanjur, Nalar takabur, Naluri membuyar, Nurani  terpencar. Mau bahagia tahu-tahu jadi bahaya.

Mau bahagia. Setiap manusia mulai dari janin mau bahagia sehingga janin rasa nyaman dalam kandungan sang Bunda tersayang. Ini karya TUHAN Yang memang mau setiap kita itu bahagia. Heran bahwa diri kita ada yang mau bahagia dengan jalan dan cara yang curang coreng moreng, sikut sana suntik sini, buat polusi bukan hanya udara tapi seluruh suasana hidup. Ampun.

Mau bahagia. Ayoooo, sama-sama serentak wujud-nyatakan mau itu satu-satunya, bahagia. TUHAN mau kita bahagia, mengapa tidak ikut yang TUHAN mau itu?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *