Percaya diri. Maksudnya? Percaya bahwa diri itu ada, berada dan mengada. Kalau kurang atau tidak percaya diri? Celaka. Kalau diri saja sudah kurang atau tidak dipercaya, mana mungkin percaya yang di luar diri? Ada titian dari kayu. Waktu mau meniti harus percaya bahwa kayu itu kuat. Lalu percaya bahwa diri mampu meniti kayu itu dan bisa tiba di seberang. Percaya diri artinya dalam diri itu ada perangkat yang memampukan diri untuk berbuat apa saja yang dikehendaki. Ada dan bisa. Ada kalau tidak bisa, jangan percaya. Bisa tapi tidak ada, apa gunanya percaya? Percaya artinya dalam diri itu ada dan bisa untuk buat apa-apa. Dan apa-apa itu harus yang baik, benar dan bagus. Untuk itulah percaya diri. Dalam diri ada Nafsu, dorongan untuk menikmati yang baik. Percaya itu. Dalam diri ada Nalar, kemampuan untuk berpikir dan mengalami hal yang baik. Percaya. Laksanakan. Dalam diri ada Naluri untuk mengarahkan diri kita mempengaruhi dan dipengaruhi oleh sesama untuk hal-hal yang baik. Percaya itu. Dalam diri kita ada Nurani untuk menyadari adanya kebaikan yang berasal dari Yang Mahabaik, TUHAN. Haaa, inilah sumber dari segala sumber untuk percaya, percaya diri dan sesama yang mengarah kepada percaya pada TUHAN. (4N, Kwadran Bele, 2011).
Percaya diri. Hidup ini percaya diri bahwa TUHAN tempatkan kita di bumi ini tidak untuk hal yang sia-sia. Percaya diri bahwa diri kita itu dipercaya oleh TUHAN untuk tampil menjadi saksi tentang adanya TUHAN Yang kepadaNya kita percaya. Hidup tanpa percaya adalah hampa. Buat apa-apa tanpa percaya diri, sia-sia. Penuh percaya diri untuk hidup detik demi detik. Orok dalam kandungan bundanya sudah percaya diri bahwa dirinya aman selama sembilan bulan lebih. Waktu dilahirkan, bayi ini sudah percaya diri bahwa dirinya diberi asi untuk hidup. Itulah kita manusia. Percaya diri sejak dari kandungan. Malah percaya diri sejak diri kita tercipta oleh Pencipta lewat kasih Ibu dan Ayah kita.
Percaya diri. Ini jadi dasar untuk saling percaya. Suami percaya isteri, isteri percaya suami. Keluarga tercipta atas dasar saling percaya ini yang dipancarkan oleh diri-diri yang percaya diri. Anak-anak percaya bahwa diri mereka akan bertumbuh menjadi dewasa karena terlindungi oleh orang tua yang percaya diri bahwa mereka adalah orang tua yang baik. Guru yang baik percaya diri untuk tampil di muka kelas berhadapan dengan siswa-siswi yang percaya bahwa Guru mereka ini orang baik. Para siswa-siswi pun masing-masing percaya diri bahwa dirinya diakui sebagai siswa atau siswi karena mampu menerima ilmu dari seorang Guru yang percaya diri bahwa apa yang dia sampaikan kepada siswa-siswinya itu hal-hal yang baik, benar dan bagus.
Percaya diri. Hidup dan kehidupan adalah gerak langkah setiap diri manusia yang percaya diri bahwa dirinya dipercaya oleh SANG PENCIPTA untuk bergerak dari DIA, dalam DIA ke DIA. DIA itu adalah DIRI Yang kita sapa dengan berbagai NAMA, salah satu NAMA, TUHAN.