Kabar gembira. Itu pasti dari orang yang gembira untuk menggembirakan orang lain. Isi kabar itu sendiri diyakini menggembirakan. Lawan dari kabar gembira, kabar buruk, kabar duka, kabar sedih. Kabar gembira menarik. Tapi kabar buruk lebih menarik. Kabar buruk itu bahan konsumsi yang empuk untuk NAFSU yang sudah kabur dan dikaburkan baik dari dalam diri maupun dari luar diri. Kabar buruk laris. Yang menyebarkan dan yang menerima sama-sama panik. Itulah efek buruk dari kabar buruk. NALAR kita tidak bekerja wajar lagi. Ini yang sering kita dengar istilah pikir pendek dan jadinya nafas pendek. Kabar baik memupuki NALURI. Kabar buruk meracuni NALURI. Kalau kabar buruk menguasai NAFSU + NALAR + NALURI, maka NURANI jadi gelap. Dan orang kalap adalah akibat dari kabar buruk yang memperburuk keadaan sampai situasi terpuruk ke dasar yang terdalam. Persekutuan manusia jadi perseteruan. (4N, Kwadran Bele, 2011).
Kabar gembira. Seluruh hidup kita manusia ini adalah kabar gembira. Bayangkan. Pada tahun 2024 ini tercatat sekitar delapan milliar manusia menghuni bumi. Apakah ini tidak menggembirakan? Memang ada juga kabar buruk. Masih ada yang kurang makan, kurang aman. Ini kabar buruk. Kabar gembira itu ada hasil kebun di mana-mana, hasil laut, hasil industri. Ada kedamaian dan keramaian. Ini kabar gembira. Siapa yang buat kabar gembira? Kita manusia. Siapa yang sebarkan kabar gembira? Kita manusia. Apa isi kabar gembira? Kabar tentang manusia, kita, saling menghidupkan,saling menolong, saling mengasihi. Itulah isi kabar gembira. Berarti, kabar buruk itu isinya apa saja? Saling menodong, saling membenci, saling menyusahkan, malah saling membunuh. Kabar buruk ini yang tidak boleh terjadi untuk memenuhi alat-alat komunikasi kita. Penuhi muka bumi dengan kabar gembira.
Kabar gembira. Penuhi hidup kita dengan kabar gembira. Suatu keanehan, kita sudah tahu bahwa kabar buruk itu memperburuk situasi, masih saja sebarkan kabar buruk. Setiap diri kita, saya, anda, dia, sama-sama pembawa kabar gembira. Tema kabar gembira begitu berlimpah. Dan di mana sumber kabar gembira itu? Di alam ini, dalam hidup kita ini yang berasal dari sumber dari segala sumber kegembiraan, TUHAN.