Sama

Sama. Kemarin, ini hari, besok, sama. Yang sama kemarin, tidak sama dengan yang hari ini. Besok juga demikian. Ini sama, besok yang sama itu tidak sama lagi. Itulah makna tahun lama dan tahun baru. Sebenarnya sama saja. Tanggal 31 Desember beralih ke tanggal 1 Januari, sama, orang yang sama, lingkungan yang sama, tidak ada barunya, tidak ada bedanya. Beda itu saya yang kemarin memang beda dengan saya hari ini. Tidak bisa berulang. Tidak mungkin saya kembali buat diri ada dan hadir di tanggal 31 Desember kalau sudah sampai tanggal 1 Januari. Juga tidak mungkin sementara di tanggal 1 Januari saya mau ada di tanggal 2 Januari. Itu semua di luar kemampuan saya, anda, dia, kita. Kita tidak ada kuasa sedikit pun untuk atur yang ini. Lalu siapa yang ada kuasa untuk itu? Yah, YANG MAHAKUASA. Titik. Stop di situ dan jangan pikir terus lagi.

Sama. Tahun lama dan tahun baru, sama. Awas. Bukan karena sama jadi ambil keputusan sama saja. Penyakit muncul karena sikap ini, sama saja. Tidak sama saja. Karena sama yang kemarin lain dari sama hari ini. Dan sama hari ini pasti tidak sama dengan sama besok hari. Sama yang lain. Lain yang sama. NAFSU terdorong untuk mau ini atau itu karena yang sama tidak sama lagi. NALAR bergetar cari tahu ini dan itu karena yang sama itu tidak sama lagi. NALURI bergerak karena yang sesama yang sama itu sudah ada dan hadir dalam keadaan yang tidak sama lagi. Sang kekasih kemarin ceria,  kini lesuh terbaring di rumah sakit, atau sebaliknya, kemarin murung hari ini girang. NURANI tertegun merenung tentang teduh yang kemarin tidak lagi teduh dan tenang tapi teduh menjadi terik membara membuat diri gemas. Empat unsur dalam diri kita sama dan masuk dalam keadaan sama yang lain. (4N, Kwadran Bele, 2011).

Sama. Kita hidup ini dari sama ke yang sama dalam diri kita bersama sesama ke YANG MAHA-SAMA, TUHAN. Jalani liku-liku lorong rumah yang sama dan tapaki anak tangga yang sama entah turun atau naik tidaklah penting karena tetap beranjak dari yang sama menuju yang sama juga. Saat yang sama sekarang ini akan terus menuju saat yang sama sampai ke saat yang sama yang sama tak berujung tak berbatas. Itulah yang untuk sementara kita namakan kekal, abadi dalam hadirat YANG MAHA-SAMA dan MAHA-KEKAL.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *