Batas

 

Batas. Ujung. Ada batas. Membatasi. Dibatasi. Terbatas. Pembatas. Pembatasan. Perbatasan.  Segala sesuatu yang ada di dunia ini terbatas. Termasuk diri kita manusia ini, terbatas. Semua yang terbatas ini berasal dari Yang Tak Terbatas. TUHAN. Diri kita manusia terikat oleh keterbatasan. Setiap gerak kita itu terbatas. Kalau melampaui batas, kita jadi pangling. Kalau belum sampai batas, kita penasaran. Kalau sampai batas, kita puas. Batas itu ada sebagai pembatas agar kita yang terbatas ini tahu batas dan tidak lewat batas. Dalam segala urusan apa saja kita dibatasi sehingga dituntut dari kita untuk tahu batas.

Batas. Nafsu kita ada, diberikan oleh TUHAN untuk menginginkan sesuatu dalam segala keterbatasan. Nalar kita diberikan TUHAN kepada kita untuk mengetahui batas-batas yang ada dari segala keterbatasan yang ada di sekitar kita. Naluri kita ada untuk akrab dengan sesama yang sama-sama ada dalam keterbatasan sehingga tidak boleh menuntut dari sesama kita di luar keterbatasannya. Nurani kita ada segagai hadiah dari TUHAN untuk menyadari bahwa kita diciptakan dalam keterbatasan maka kita harus tetap menggantungkan diri pada YANG TIDAK TERBATAS itu, TUHAN sendiri. Inilah peranan dari empat unsur dalam diri kita yang saya beri istilah, 4 N: Nafsu + Nalar + Naluri + Nurani (4N, Kwadran Bele, 2011).

Batas. Sejauh kita manusia sadar akan keterbatasan dari empat unsur dalam diri kita ini maka hidup kita mulus, lurus dan lulus dalam berbagai tantangan dan cobaan. Hidup kita galau dan kacau karena kita sering tidak sadari keterbatasan diri kita dan sering bertindak lewat batas. Sikap angkuh hinggap pada diri kita yang pamer diri di luar keterbatasan diri kita. Sikap iri dan dengki muncul dari kurang tahu batas kesadaran diri kita  bahwa orang lain itu ada keterbatasan di bidang lain tapi ada kelebihan di bidang lain. Mengapa iri, mengapa dengki? Dia ada dalam keterbatasannya dan saya ada dalam keterbatasan saya. Masing-masing terbatas dan harus tahu bahwa diri kita terbatas oleh keterbatasan masing-masing. Kalau kita saling mengakui keterbatasan kita, maka hidup akan menjadi aman tenteram sebagaimana yang dirancang oleh Pencipta kita sumber segala ketenteraman. Tahu batas.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *