Menjadi
Menjadi. Dari kata jadi muncullah kata menjadi, dijadikan, terjadi, kejadian. Ini gerakan. Dari satu keadaan ke kedaan lain. Menjadi ini menghasilkan kejadian. Kejadian itu peristiwa. Dari satu peristiwa ke peristiwa yang lain. Itulah proses menjadi. Menjadikan juga menghasilkan sesuatu yang baru. Menjadikan bisa dari sesuatu yang sudah ada menjadi sesuatu yang baru. Menjadikan untuk menjadi itu adalah kegiatan yang menyebabkan gerakan, dari yang sudah ada menjadi ada yang baru. Ini alur filsafat, pemikiran yang dalam tentang kata menjadi. Kata menjadi, kata yang biasa menjadi kata yang penuh makna dalam kehidupan kita manusia.
Kita manusia diberi TUHAN empat unsur, Nafsu + Nalar + Naluri + Nurani. Maka kepribadian manusia terdiri dari empat unsur ini. Ini menurut pendapat saya. Pendapat yang saya rumuskan berdasarkan hasil penelitian dan permenungan filsafat tentang manusia. Untuk sementara, rumusan ini disebut ‘4N, Kwadran Bele’ (2011).
Nafsu mendorong diri kita untuk menjadi dan terus menjadi. Nafsu mendorong kita untuk kerja. Capai. Nafsu istirahat datang. Lanjutkan dengan tidur karena ada nafsu tidur. Ini dorongan Nafsu. Nalar serentak bekerja. Timbang untuk diri kita istirahat dan tidur. Naluri bekerja sama dengan Nafsu dan Nalar. Ketiganya mendorong diri kita untuk tidur di tempat yang wajar dan sopan, entah di rumah sendiri atau di penginapan. Tiga unsur ini tetap dikendali oleh Nurani yang menjaga supaya Nafsu terukur, Nalar teratur, Naluri tersalur dan Nurani terhibur.
Menjadi itu adalah tindakan manusia untuk semakin manusiawi. Sendiri semakin manusiawi dan menjadikan sesama semakin manusiawi. Sama-sama menjadi semakin manusiawi. Inilah tindakan yang sopan dan santun, berkenan pada sesama dan terutama pada TUHAN.