Lanjut. Dalam berbagai upacara kedinasan, ada perintah dari Pemimpin Upacara kepada Komandan Upacara, ‘Lanjutkan’, dijawab, ‘Lanjutkan’. Lanjut berarti ada mulainya. Ada lanjut usia, usia lanjut. Ada sekolah lanjutan, lanjut sekolah. Ternyata kata lanjut ini luas jangakauannya dan dalam isinya.
Hidup ini adalah lanjutan. Lanjutkan hidup. Bangun pagi itu lanjutkan hidup dari tadi malam. Ini hari hidup, besok lanjutkan lagi. Ada yang tidak mau lanjutkan? Tidak ada yang jawab untuk tidak lanjutkan. Makan dan minum itu bukti untuk lanjutkan hidup. Berhenti makan biar dipaksa, tidak mau makan lagi, hah, itu yang namanya tidak mau lanjutkan hidup. Putus asa. Jarang terjadi.
NAFSU untuk hidup membuat diri kita lanjut hidup sampai usia lanjut. NALAR kita terus bergulat untuk mencari jalan agar hidup terus berlanjut. NALURI kita berkeliling merangkul sesama untuk turut dalam lanjutkan usaha agar tetap hidup. NURANI kita bergembira ria karena diperkenankan TUHAN untuk lanjutkan hidup hari demi hari. Inilah kerjasama empat unsur dalam diri kita manusia untuk hidup dan terus lanjutkan hidup. (4N, Kwadran Bele, 2011).
Lanjut dan terus lanjutkan hidup itu adalah amanat dari TUHAN SANG PENCIPTA kita. Hidup di dunia ini pasti akan dilanjutkan di dunia lain yang disebut Surga. Ke sana kita lanjutkan perjalanan kita.