Murah-meriah. Sudah murah, meriah lagi. Dua kata yang sangat menarik dan menghibur. Memang kalau diumumkan jual barang murah, mana orang tidak tertarik? Murah berarti penjual itu sedang bermurah hati dan pembeli pun merasa tidak terlalu banyak mengeruk isi kantongnya. Bertemulah dua niat, penjual dan pembeli sama-sama puas. Sama-sama tidak merasa dirugikan, malah diuntungkan. Ada dua pihak, pemilik barang dan pembeli barang. Hanya ada keterikatan, penjual memilih dan memajang barang-barang yang ada harga dan harga itulah yang diturunkan, dari mahal ke murah. Pembeli harus berupaya untuk membawa sejumlah uang guna memilih dan membeli barang yang dipajang itu karena ada harga, bukan sampah, bukan barang rongsokan, ada transaksi, jual-beli.
Murah-meriah. Meriah inilah daya tarik yang paling besar. Penjual itu memang luar biasa. Untuk menarik pembeli, ada acara, suasana meriah, pesta, musik, tari-tarian, jamuan, tegur-sapa, berbagai penjelasan yang penuh makna untuk pengunjung yang adalah pembeli. Meriahnya di situ. Pengunjung berjejal, berpakaian warna-warni, tidak kenal batas usia, status sosial, siapa pun saja dia, di arena pemajangan barang ini, ada yang menggendong bayi, ada yang tua renta, wajah cantik-jelek, tampang gagah-pincang, tidak ada soal. Semua sama.
Murah-meriah. Ada NAFSU menjual dan membeli, ada NALAR untuk mempertimbangkan, ada NALURI untuk berjumpa, ada NURANI untuk tenang. Setiap pengunjung itu yang pergi-datang sama-sama mempunyai empat unsur ini dalam dirinya untuk dipuaskan, NAFSU + NALAR + NALURI + NURANI (4N, Kwadran Bele, 2011).
Murah-meriah. Ternyata, barang yang dijajakan, dipajang itu, alam ini serta segala isinya. Pemiliknya, SANG PENCIPTA. Pengunjung, kita ini, setiap manusia. Alam ini ada nilai. Kita manusia harus sadar untuk menghargai setiap apa pun saja yang ada dalam alam ini. Karena Pmiliknya, yang adalah PEMCINTPA, tidak mungkin mengadakan sesuatu tanpa arah dan maksud. Dan kita manusialah yang diberi kemampuan untuk menjaga, menikmati dan menghaturkan syukur setiap saat, karena kita sedang ada di arena murah-meriah.