Buat apa? Siapa tanya pada siapa? Pada diri dan sesama. Tiap saat diri kita tanya pada diri kita sendiri, buat apa? Setiap langkah dalam hidup ini adalah jawaban atas pertanyaan ini: buat apa? Hidup adalah buat sesuatu. Rentetan buat apa itulah yang menjadi kelengkapan dari hidup setiap kita. Waktu dan tempat tersedia bagi kita untuk menjawab pertanyaan ini. Dua kata menjadi satu pertanyaan. Buat dan apa. Sederhana sekali. Buat. Apa? Yah, apa saja! Ternyata apa itu ada dalam diri kita, bukan di luar diri kita.
NAFSU menunjukkan segala macam apa yang ada dan mungkin ada untuk dibuat.
NALAR membentangkan segala cara untuk melaksanakan apa itu yang ditanyakan.
NALURI mengajak siapa saja yang dikenal untuk bersama membuat apa saja yang berguna bagi diri dan sesama.
NURANI memuji kalau apa yang dilaksanakan itu baik dan menegur kalau salah pilih dan salah buat.
Empat unsur dalam diri kita manusia inilah yang mengusik kita untuk bertanya buat apa dan mendorong kita untuk segera buat apa saja sesuai kemampuan dan kebutuhan kita. (4N, Kwadran Bele, 2011). Waktu kita berhenti bertanya buat apa, maka pada saat itulah kita berhenti hidup di dunia ini.
Buat apa? Itu pertanyaan jangan ditujukan kepada orang lain, apa lagi kepada TUHAN. Tujukan pada diri. Yang buat adalah diri kita. Tanggung-jawab ada pada diri kita. Pada saatnya, kita akan beri pertanggungan-jawab terakhir kepada DIA, TUHAN.