Sedang yang dimaksud di sini, sementara. Dia sedang duduk. Saya sedang menulis. Hidup ini dari sedang ke sedang dan menjadi satu untaian sedang yang dilanjutkan dengan sedang abadi. Kalau sedang duduk lalu tidur. Maka yang terjadi ialah orang itu sedang tidur. Kata sedang dipakai terus dengan pengertian, keadaan tertentu berlangsung sesudah keadaan yang lain. Sedang tidur lalu sedang bangun disusul dengan sedang mandi dan seterusnya. Maka benar bahwa hidup ini untaian sedang.
Sedang hidup di dunia. Itu kalau ada pembicaraan antara yang di dunia dengan yang di luar dunia. Pembicaraan seperti itu tidak ada. Yang ada, kita-kita yang sedang hidup inilah yang menyadari bahwa diri kita sedang berada di dalam dunia ini dengan segala keterbatasan waktu dan tempat.
Sedang berada dalam satu situasi tertentu sebenarnya diatur oleh NAFSU kita. Mau makan lalu makan, maka dikatakan sedang makan.
NALAR kita memahami bahwa diri kita sedang berada dalam situasi tertentu dan pasti cepat atau lambat akan beralih ke situasi yang lain sehingga diri kita dikatakan sedang ini atau itu.
NALURI kita tetap menyadarkan diri kita bahwa kita sedang berada sendiri atau bersama orang lain sehingga diri kita harus disesuaikan dengan keadaan yang sedang dialami. Tidak mungkin seorang yang sedang duduk sendirian berbicara tentang apa saja tanpa ada yang mendengar. Pasti yang sedang berbicara sendirian itu dianggap gila.
NURANI kita menenangkan kita karena kita sedang mengalami suasana tenang dan gembira. Di sini jelas empat unsur dalam diri kita: NAFSU + NALAR + NALURI + NURANI sedang bekerja sama dalam situasi tertentu meninggalkan situasi lama masuk ke situasi baru.
TUHAN sedang terus memelihara kita. Kita sedang berada dalam lindungan TUHAN. TUHAN Pencipta kita tidak pernah membiarkan kita berada di luar jangkauan perhatian-Nya. Di sinilah muncul soal: kita tidak bisa berbuat sesuka-hati di luar Kehendak TUHAN.
Kita bebas untuk berbuat apa saja sesuai atau tidak sesuai dengan Kehendak DIA, TUHAN. Yang jelas, DIA sedang menuntun dan mengawasi kita terus. Kita sedang hidup dan hidup dalam rangkulan HIDUP itu sendiri, TUHAN.
Kita berharap agar kita akhiri hidup kita di dunia ini dalam keadaan sedang berada di jalan yang benar sesuai Kehendak DIA.