Warta-berita

Warta-berita. Ada warta. Ada berita. Begitu banyak warta, begitu banyak berita sehingga digabung menjadi warta-berita. Warta-berita itu rupa-rupa. Ada gembira, ada duka. Ada benar, ada salah. Ada jujur, ada bohong. Ada lambat, ada cepat. Dengan adanya teknologi baru, manusia dapat menyebar warta-berita begitu cepat sehingga warta-berita dari sudut Afrika dapat diterima dalam sekejap oleh saya di Kupang, sudut Indonesia.

Kalau dipakai perhitungan saat ini, sekitar delapan milyar manusia menghuni bumi dan sekitar tujuh milyar yang sudah mampu menyebar warta berita, maka dalam sekejap tujuh milyar warta-berita tersebar, belum lagi satu menit, satu hari, satu minggu bahkan satu tahun, maka triliunan warta-berita berseliweran di seantero bumi antara umat manusia.

Warta-berita. Kita manusia hidup di dalam arus dan gelombang warta-berita. Kita sendiri yang wartakan, beritakan, sebarkan warta-berita. Kita manusia suka dengar, suka serukan, suka kirim dan suka terima warta-berita. Ini karena apa? Karena dalam diri kita manusia ada empat unsur ini: NAFSU + NALAR + NALURI + NURANI. (4N, Kwadran Bele, 2011).

NAFSU menggebu-gebu untuk segera menyebarkan warta-berita kepada sesama. Yang mengirim dan yang menerima sama-sama senang atau susah saat terima warta-berita itu. Ini adalah dorongan NAFSU dalam diri kita. NALAR kita siap olah warta-berita  untuk disebarkan dan siap pula mencerna isi warta-berita yang dikirim atau diterima. NALURI kita tenang sesudah menyebarkan warta-berita dan merasa puas kalau warta-berita sudah tersebar dan ditanggapi. NURANI kita tenang dan damai sewaktu  warta-berita yang dikirim menenangkan sesama atau sebaliknya warta-berita yang diterima membawa kesejukan dan ketenteraman.

Warta-berita. Aneh kalau ada di antara kita yang suka karang-karang warta-berita yang simpang siur penuh kebohongan, bermuatan iri dan dengki. Tidaklah heran kalau kita yang hidup sekarang sering dibuat cemas dan bingung karena warta-berita yang disebarkan sarat dengan muatan penuh tipu muslihat, saling menjebak dan saling menjatuhkan. Akibatnya kegaduhan yang terjadi dan bukan keteduhan. Kapan penyelewengan arah dan tujuan warta-berita ini berakhir?

Warta-berita. Tujuan warta-berita hanya satu. Damai. Yang damai semakin damai. Karena, kita manusia diciptakan oleh TUHAN dalam damai, hidup damai menuju damai abadi dalam kebersamaan dengan DIA, TUHAN, SANG-DAMAI.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *