Kagum

Kagum. Kagumi, mengagumkan, terkagum-kagum. Ada hal, barang atau pribadi yang baik, hebat, membuat seseorang kagum. Menghargai, memuji, meneladani orang yang dikagumi. Inilah tindakan yang baik, benar dan bagus. Mengagumi sesama. Hidup ini menjadi lebih ringan, penuh makna karena rentetan kagum ke kagum. Akan tiba pada kagum abadi, yaitu: TUHAN, Pencipta kita itu Yang dirindukan untuk ditemui dan ditatap dari muka ke muka. Hidup ini ke sana dan itu jangan dipertanyakan atau dipersoalkan lagi. Dari kagum sementara ke kagum abadi.

NAFSU kita mendorong untuk melihat, menikmati hal yang baik, benar dan bagus. Lalu kagum bahwa keinginan  itu terpenuhi. NALAR kita menghendaki sesuatu yang baru dan berguna. Setiap pengamatan, penelitian, kajian yang menghasilkan pengetahuan dan pengalaman baru itu adalah hasil karya NALAR yang selalu membuat kita kagum, terkagum-kagum. NALURI kita senantiasa merindukan pertemuan dan pergaulan dengan orang yang kita kagumi. NURANI kita merasa puas, tenang dan bahagia sesudah bertemu dan bercengkerama dengan pribadi yang dikagumi. Inilah kerjasama antara empat unsur dalam diri kita manusia, NAFSU + NALAR + NALURI + NURANI yang ditempatkan dalam diri setiap pribadi oleh SANG PENCIPTA, TUHAN. ( 4N, Kwadran Bele, 2011).

Kagum. Heran bahwa kita mudah sekali kagum dengan prestasi atau kehebatan orang lain sedangkan prestasi orang yang paling dekat dengan kita sering kurang atau hampir tidak dikagumi. Kagumi yang jauh, kesali yang dekat. Ini ulah yang sering terjadi. Suami sering kesal dan kesal terus-menerus dengan isteri. Padahal begitu banyak jasa dari sang isteri yang harus dikagumi. Sering pula isteri kagumi orang-orang nun jauh di benua sana. Sedang suami sendiri dicomeli terus-menerus dan tidak dikagumi sedikit pun. Anak-anak kagumi guru, kagumi tokoh sejarah, tokoh agama. Sedangkan tokoh yang paling dekat, bapa dan mama, adik-kakak,  jarang atau tidak dikagumi. Mengapa hal ini terjadi? Kagumi orang maka diri akan dikagumi.

Kagum. Saling mengagumi antara sesama, adalah langkah dan harta terindah yang ada di depan kita malah di dalam diri kita. Harta terindah dalam hidup ini ialah kagum itu. Kagum lihat alam sekitar. Kagum atas kehadiran sesama, terutama sesama yang terdekat. Lalu kagum dengan kedekatan itu setiap saat. Kagum dan kagum. Berat? Tidak. Yah, kagumi alam, kagumi sesama. Ini langsung terarah ke kagumi PENCIPTA. Hasilnya? Bahagia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *