Bakat dan Minat. Dua hal yang ada dalam diri manusia. Duanya beda. Bakat diberi langsung oleh PENCIPTA kepada setiap diri manusia. Minat disiapkan PENCIPTA di luar diri pribadi manusia untuk diambil dan dipadukan dengan bakat yang sudah ada. Bakat terberi. Minat terjadi. Bakat tumbuh. Minat tambah. Bakat sudah ada di dalam diri manusia. Bakat siap ditumbuh-kembangkan. Minat ada di luar diri manusia. Minat siap ditambah-kembangkan. Bakat tidak bisa dipertukarkan. Minat bisa digonta-ganti.
Bakat. Dalam diri kita manusia ada empat unsur: NAFSU + NALAR + NALURI + NURANI. (4N. Kwadran Bele, 2011). Bakat itu benih yang sudah ada dalam diri manusia dan ditumbuhkan oleh NAFSU untuk memenuhi keinginan. Dicari cara, tempat dan waktu yang tepat oleh NALAR supaya bakat itu tumbuh. NALURI merangkai dan merangkul sesama untuk semakin berkembangnya bakat. NURANI memberi arah agar bakat itu tumbuh mekar secara baik dan benar.
Minat. NAFSU mendorong minat untuk suka yang ini dan besok yang itu. NALAR menetapkan minat untuk tertarik pada yang ini hari ini dan besok yang sana sesuai keadaan waktu dan tempat. NALURI menyingkirkan atau menekuni minat yang satu ini dari pada yang lain itu. NURANI siap terima minat itu sejauh itu baik dan benar.
Bakat matematika. Minat hari ini di hitung angka. Besok ditambah dengan minat untuk mengukur bentuk bangunan. Minat ini dikembangkan lagi pada mengukir patung dengan ukuran yang tepat sesuai ukuran manusia. Minat itu cabang-cabang yang dicangkokkan pada bakat. Bakat itu rupa-rupa. Minat lebih rupa-rupa lagi. Batas terbatas. Minat tidak terbatas. Bakat tidak bebas untuk dikembangkan. Minat bebas untuk dipangkas atau dicangkokkan pada bakat.
Bakat dan minat menyatu dalam diri pribadi kita manusia sejauh itu saling melengkapi demi tujuan akhir hidup kita: bahagia. TUHAN menghendaki yang itu, bakat ditumbuhkan dan minat ditambahkan agar hidup kita mekar ibarat kembang mawar yang harum mewangi di taman dunia ini dan selanjutnya di taman abadi.