Kwadran Bele dalam Filsafat Manusia

Pribadi Manusia terdiri dari empat unsur (4 N) yaitu: Nafsu, Nalar, Naluri, Nurani. Empat unsur ini kalau digambarkan dalam bentuk satu lingkaran dibagi atas empat bagian yang sama, maka akan terlihat, satu ‘kwadran’ dengan isinya 4 N. Ini yang disebut ‘Kwadran Bele’, hasil temuan saya, Anton Bele, sebagai hasil penelitian saya selama enam tahun, 2005-2011 dalam rangka penulisan disertasi untuk program doktor Studi Pembangunan di Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga. Temuan ini dinyatakan sebagai temuan khusus dalam bidang filsafat manusia dan disahkan sebagai satu hak kekayaan intelektual atas nama Anton Bele pada tahun 2017 dengan memperoleh Surat Keputusan tentang Hak Kekayaan Itelektual dari Kementrian Hukum dan HAM Republik Indonsesia, yang berlaku selama saya hidup dan tujuh puluh tahun sesudah saya meninggal dunia.

Begini uraiannya.

Nafsu adalah unsur dalam diri manusia berupa dorongan, keinginan  yang menyebabkan manusia itu bisa hidup melalui persatuan dengan benda-benda di sekitarnya. Tubuh manusia itu sendiri adalah gumpalan nafsu, hasil dari makan, minum, istirahat, tidur, bergerak. Nafsu itu netral. Nafsu membuat manusia itu berkeinginan untuk hidup dan berkembang-biak, berketurunan.

Nalar adalah unsur dalam diri manusia yang memampukan manusia untuk mempelajari, mengetahui, mengalami, memilih dan memilah apa yang ada di sekitarnya dan memakai temuan atau pengalaman itu untuk memenuhi Nafsu.

Naluri adalah unsur dalam diri manusia yang membuat manusia itu selalu terdorong untuk hidup bersama manusia lain sambil mencari keamanan bagi diri dan sesama.

Nurani adalah unsur dalam diri manusia yang membuat manusia itu menimbang segala perilakunya, baik atau buruk.

Empat N (Nafsu+Nalar+Naluri+Nurani) menjadi satu kesatuan tak terpisahkan dalam diri manusia dan itulah kepribadian yang utuh, unik. Sesudah kematian, Empat N ini tetap ada dalam keabadian di hadapan Sang Pencipta. Dengan rumusan 4-N ini saya mengoreksi rumusan ‘Manusia itu terdiri dari jiwa dan badan’, dualistis. Dalam pandangan dualistis ini, sudah umum diterima, jasmani-rohani, ilahi-duniawi, jiwa-badan. Lazim diterima, badan fana, jiwa abadi.  Pribadi manusia itu terdiri dari 4-N. Ini ciptaan Pencipta. Dari kodratnya, manusia itu diwajibkan untuk ‘mengasihi Pencipta itu dengan segenap Nafsu (kekuatan), segenap Nalar (akal budi), segenap Naluri (jiwa/semangat kebersamaan) dan dengan segenap Nurani (hati). Dan setiap manusia diwajibkan oleh Sang Pencipta untuk mengasihi sesama manusia atas cara yang sama, dengan segenap 4-N (Kwadran Bele).

Kesimpulan

Nafsu, Nalar, Naluri, Nurani harus diwujudkan dalam hidup sehari-hari secara berimbang. Contoh: Makan karena ada Nafsu makan. Harus pakai Nalar, dalam arti pakai pengetahuan bahwa makanan itu tidak berbahaya bagi kehidupan diri si-pemakan. Secara Naluri, makan itu ingat sesama, jangan rakus, ingat diri. Makan pakai Nurani, yaitu makan hasil usaha sendiri yang halal. Dengan mewujud-nyatakan 4-N ini, setiap orang mewujudkan amanat Sang Pencipta sesuai ajaran Agama yang dianut. Maka tidak dibenarkan seseorang:  dengan Nafsu hidupnya menyusahkan orang lain. Dengan Nalarnya menipu sesama. Dengan Nalurinya menyingkirkan orang lain. Dengan Nuraninya membenci sesama.

Perilaku manusia itu diukur dengan ‘Kwadran Bele’, berarti: Nafsu, Nalar, Naluri, Nurani harus seimbang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *