- Naluri
Naluri. Dalam diri kita manusia ada empat unsur yang merupakan satu kesatuan: Nafsu + Nalar + Naluri + Nurani. (4N, Kwadran Bele, 2011). Naluri ini yang mendorong Nafsu untuk mencari, memperoleh dan menikmati apa yang diinginkan oleh kita manusia. Naluri juga berperan dalam menggugah Nalar untuk berpikir dan memutuskan sesuatu itu benar, baik dan berguna atau tidak bagi kehidupan. Naluri mendorong manusia untuk mendengar bisikan Nurani, apakah tindakan kita itu baik atau buruk.
Peran Naluri sangat menentukan dalam tindakan menghargai sesama, menolong sesama, hidup bersama sesama mulai keluarga sampai masyarakat luas.
Manusia berkelompok, itu dorongan Naluri. Ada kelompok yang terbentuk dan menamakan diri ‘G20’, yang terdiri dari Uni Eropa dan 19 Negara lain di dunia ini. Kelompok G20 ini akan berkumpul di Indonesia pada tahun 2022. Naluri mendorong anggota-anggota G20 untuk berdatangan ke Indonesia sesuai jadwal dan tempat yang sudah disepakati. Untuk apa berkumpul? Pasti bukan untuk sekedar hura-hura. Pertemuan penting karena menyangkut nasib sesama manusia sesuai Naluri untuk hidup berkumpul dan bekerjasama meningkatkan kesejahteraan sesama baik yang termasuk dalam anggota G20 maupun yang berada di luar perkumpulan ini.
Naluri manusia mendorong setiap manusia untuk hidup aman, adil dan damai. Ini motivasi dasar dari pertemuan G20. Kalau berkumpul untuk berkomplot merencanakan kejahatan, itu berarti melawan hakikat Naluri. Naluri manusia mendorong ke arah yang positif, memperbaiki yang rusak, meningkatkan yang sudah baik menjadi lebih baik.
Dari kodratnya, kita manusia ini mempunyai Naluri untuk mendekati yang tulus, menjauhi yang bulus. Manusia dengan manusia bertemu. Bertemu merancang yang baik, saling mendekati dan tidak saling menjauhi. Apa yang ada di yang satu dibagikan kepada yang lain. Berbagi rasa, berbagi harta. Itu tanda manusia hidup mengikuti Naluri yang murni. G20 diharapkan berbicara untuk berbagi kebaikan antara sesama sambil memperhatikan yang di luar G20. Tidak mungkin G20 akan sejahtera sendiri tanpa sesama yang ada di luar G20. Hidup ini sama-sama bekerjasama untuk kebaikan bersama.
Naluri untuk berkumpul itu satu tanda bahwa manusia saling menghargai dan saling membutuhkan untuk sama-sama mengupayakan kesejahteraan. Sesuai dorongan Naluri yang wajar, manusia dengan manusia saling kasih-mengasihi dengan tindakan nyata dan itulah yang dikehendaki oleh TUHAN, PENCIPTA kita. Permusuhan, itu bukan hasil Naluri yang sehat.
Perdamaian, itulah harapan murni dari setiap orang yang mempunyai dorongan Naluri sesuai kehendak Sang PENCIPTA.
Pertemuan G20 pasti menghasilkan segala yang diharapkan oleh semua manusia di dalam dan di luar G20, menata kehidupan di bumi ini untuk semakin bersaudara mengelola dan menikmati hasil bumi secara bersama dalam suasana aman, adil dan damai. TUHAN mau yang itu. G20, selamat bersidang.
- Nurani
Nurani. Setiap manusia mempunyai Nurani. Nurani itu bahagian tak terpisahkan dari ketiga unsur yang lain, Nafsu + Nalar + Naluri. (4N, Kwadran Bele, 2011). Empat unsur ini menentukan kepribadian manusia sebagai pribadi utuh. Nafsu bergerak menikmati sesuatu, langsung ada gemanya dalam Nurani. Nalar memikirkan sesuatu, Nurani pun bergetar memberi penilaian, baik atau tidak. Naluri mendorong seseorang untuk bertemu orang lain, Nurani terus membisikkan hal-hal yang berkaitan dengan orang itu, baik atau tidak.
Nurani menjadi ukuran untuk perilaku manusia, baik atau jahat. Manusia-manusia, kita-kita ini, mempunyai Nurani, dan Nurani itulah yang menilai kita bertemu sesama, dengan tujuan baik atau tidak. Pertemuan besar seperti ‘G20’ adalah pertemuan antara pribadi-pribadi yang mempunyai Nurani sama seperti kita yang lain. Bedanya, mereka-mereka mewakili kita karena posisi mereka berada pada tingkat pemimpin yang mengendalikan nasib jutaan orang. Bayangkan, kalau mereka mempunyai Nurani yang kabur, maka pertemuan itu akan kabur dan tidak jelas tujuannya lalu apa yang disepakati pun pasti akan mencelakakan diri mereka dan semua kita yang lain.
Nurani dengan Nurani yang bertemu, entah pertemuan terbatas atau pertemuan besar seperti pertemuan ‘G20’ yang beranggotakan Uni Eropa dan sembilan belas negara yang lain, termasuk Indonesia. Pertemuan G20 yang akan diadakan di Indonesia ini sangat penting karena ada Negara-negara kaya harta dan adi-daya seperti Amerika Serikat dan Rusia. Harta tanpa Nurani, hampa. Kuasa tanpa Nurani, nestapa. Senjata untuk membunuh, sadis. Semua itu apa pun jenisnya, melawan bisikan Nurani. Bayangkan, seorang ayah, anaknya umur sepuluh tahun, mengasah pisau dapur setajam-tajamnya. Waktu ditanya, untuk apa? Mau tikam saudaranya. Ayah itu diam saja? Malah ayah mendukung dengan memberi pisau lain yang lebih tajam. Inilah yang sedang terjadi di dunia kita sekarang ini. Dukung mendukung dalam kejahatan. Nurani dibutakan.
Hidup abaikan Nurani. Ini pangkal celaka. Dalam Nurani, setiap kita sadar bahwa diri dan sesama itu manusia ciptaan TUHAN, dari TUHAN kembali ke TUHAN. Sampai hati membenci sesama, menyusahkan sesama, membinasahkan sesama? Nurani semakin tumpul dan tidak lagi diperhatikan sehingga Nafsu semakin liar, serakah kumpul malah rampas harta. Nalar menjalar tanpa kendali, pikir dan ciptakan senjata pemusnah. Naluri jadi duri bagi sesama, tikam kawan, tusuk lawan. Di sini letaknya kekacauan dalam skala kecil dan besar.
G20 silahkan bersidang. Mata dunia tertuju ke Indonesia tempat terselenggaranya Pertemuan dahsyat ini. Pakai Nurani?