Dua manusia berkawan, itu sangat biasa. Seorang mempunyai kawan lebih dari satu, banyak. Itu juga biasa. Kawan itu mulai dari masa kecil sampai masa tua, tetap saja ada, kawan sesama jenis atau berlainan jenis, manusia itu hidup berkawan dan itu hal biasa. Awal dari hubungan kawan dengan kawan ini, rupa-rupa. Kawan dapat berawal dari 3 D: Darah, Daerah, Dinas. Berdasakan ‘Darah’ maka kawan itu sesuku. Berdasarkan ‘Daerah; maka kawan itu sedaerah. Berdasarkan ‘Dinas’, maka kawan itu se-profesi. Manusia dapat dipertemukan atas tiga dasar ini dan jalinan perkenalan itu menjadi kawan atau sahabat, tidak lagi hanya sebatas kenalan.
Kawan dengan kawan bertemu dan terjalin hubungan yang erat atas dasar pertemuan empat unsur dasar dalam diri masing-masing. Ada kemauan yang sama. Ini NAFSU. Ada pendapat yang sama. Ini NALAR. Ada kepentingan yang sama. Ini NALURI. Ada perasaan yang sama. Ini NURANI. Kemauan dalam NAFSU itu apa saja? Itu kemauan menyangkut hal-hal lahiriah, seperti sandang, pangan, papan. Persamaan dalam urusan ini membuat dua manusia saling mendekati dan terjalinlah semangat untuk hidup sebagai kawan. Dari sisi NALAR, ada dua orang yang selalu saling mencari untuk curah pendapat. Kedua orang ini menjadi kawan karena masalah pengetahuan, saling mengisi. Dari sisi NALURI ada dua orang yang mempunyai kepentingan yang sama yaitu kepentingan untuk meraih sukses, misalnya dalam satu dunia usaha. Perlu ada orang kepercayaan yang dapat saling membantu. Kedekatan atas dasar kepentingan ini membuat dua orang atau lebih itu kawan. Dari sisi NURANI, dua orang merasa tertarik dan terlibat dalam urusan menolong orang yang susah. Keduanya merasa puas dengan karya amal-kasih ini. Hal ini menunjukkan keterpautan NURANI.
Kawan akan tetap kawan sejauh unsur 4 N (NAFSU + NALAR + NALURI + NURANI, Kwadran Bele, 2011) menjadi daya tarik atas dasar yang seimbang, murni dan ikhlas. Kalau satu pribadi mau memperalat pribadi yang lain, 4 N itu tidak seimbang lagi, tidak murni dan tidak ikhlas lagi. Yang namanya kawan, pasti akan jadi lawan. Kawan dengan kawan lebih mengutamakan 4 N itu atas dasar cita-cita untuk saling membahagiakan. Semangat ingat kawan, berkorban untuk kawan, mengutamakan kepentingan kawan menjadi faktor yang lebih mengeratkan ikatan antara pribadi-pribadi ini sebagai kawan sejati. Kawan itu berusaha untuk membahagiakan kawan, bukan membahayakan kawan.
Hidup sebagai kawan itu akan berakhir dan berubah menjadi lawan kalau NAFSU tidak teratur lagi, bila salah satunya atau dua-duanya ingat diri dan saling memperalat. Kawan menjadi lawan juga kalau NALAR dari kedua belah pihak begitu saling berlomba untuk siapa lebih pintar. Juga kalau NALURI yang salah arah di mana kawan memperbudak kawan, pasti cepat atau lambat, kawan menjadi lawan. Banyak kawan kehilangan kawan karena semangat mencurigai kawan sebagai orang jahat dan dirinya yang paling suci. Ini faktor NURANI.
Kawan sejati itu menerima orang lain sebagai kawan karena TUHAN menjadi PEMERSATU diri mereka selama hidup yang singkat di dunia ini.