“Engkau” dari sudut Filsafat

 

Engkau ada dan saya ada. Engkau bisa saja saudara saya, teman saya, tetangga saya, suku saya. Engkau ada dekat saya. Engkau ada jauh dari saya. Itu soal jarak tempat. Engkau lebih tua  dari saya. Urusan usia. Engkau lebih gemuk dari saya. Urusan fisik.  Engkau lebih ganteng dari saya. Urusan penampilan. Ini semua urusan NAFSU, dorongan yang ada dalam diri saya dan engkau yang membuat engkau dan saya ada dalam  perbedaan. Karena perbedaan inilah maka saya bukan engkau dan engkau bukan saya.

Engkau lebih pintar dari saya. Engkau punya pengalaman lebih luas dari saya. Ini urusan NALAR. Engkau dan saya punya Nalar yang orang lain sebut intelektual, kepandaian, kecerdasan, pengetahuan. Daya Nalar setiap oran itu beda. Engkau tidak sama dengan saya karena lingkungan berbeda, orang tuamu ada fasilitas untuk engkau kursus rupa-rupa sedangkan orang tua saya petani kecil di desa sehigga saya tidak dapat kesempatan sama banyak seperti engkau.

Sejak kecil, engkau hidup dalam kelimpahan karena orang tuamu kaya. Keluargamu semua orang berada. Ini masuk dalam ranah atau bidang NALURI. Pergaulan, kedekatan, keakraban, lingkungan masyarakat masuk dalam bidang Naluri ini.

Engkau banyak teman dan banyak oran suka engkau karena biarpun engkau anak orang berada, tetapi tidak sombong, tetap rendah hati dan suka tolong orang. Ini muncul dari NURANI.

Engkau yah engkau, saya yah saya. Ada beda, ada jarak. Tapi engkau dan saya, sama-sama manusia. Di sinilah kita dua bertemu. Saya tidak boleh iri pada engkau. Saya tidak boleh marah engkau. Saya tidak boleh musuhi engkau. Saya tidak boleh susahkan engkau, apalagi sampai mau menyingkirkan  engkau dengan menghilangkan engkau punya nyawa.

Di sinilah letaknya kewajiban untuk engkau dan aku sama-sama saling memperhatikan untuk hidup sama-sama (NAFSU), jalani kehidupan ini sesuai kemampuan otak kita masing-masing (NALAR) dan tetap saling menolong dalam keadaan apa pun (NALURI) dan engkau dan aku harus sama-sama saling mengasihi supaya senang, tenang, bahagia (NURANI).

Hubungan antara engkau dan aku itu hubungan sejajar. Tidak ada atas bawah. Tidak saling menjajah. Karena apa? Karena kita dua, engkau dan aku sama-sama diadakan oleh DIA, TUHAN, Yang tidak pernah adakan kita dua untuk celaka, tetapi bahagia.

108

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *