Di pedalaman pulau Timor, Nusa Tenggara Timur (NTT) ada satu suku, yaitu suku Buna’ yang menghuni wilayah Negara Timor Leste dan wilayah Republik Indonesia.
Suku Buna’ menghuni wilayah perbatasan antara dua Negara ini dan jumlahnya saat ini, 2020, diperkirakan sebanyak 100.000 jiwa, sekitar 60.000 jiwa menghuni wilayah Timor Leste sedangkan sekitar 40.000 jiwa berada di wilayah Timor Indonesia. Suku Buna’ ini berbahasa Buna’. Di Timor Indonesia, suku Buna’ menghuni dua Kecamatan, Lamaknen dan Lamaknen Selatan, Kabupaten Belu.
Bahasa Buna’ ini mempunyai keunikan yaitu: tiap huruf hidup adalah satu kata. Di sinilah letak kesederhanaan Bahasa Buna’.
Huruf ‘A’ berarti ‘nasi’, ‘makanan’. Huruf A juga kata kerja, makan. Jadi kalau kalimat ‘makan nasi’, dalam bahasa Buna’, ‘a a’. Cuma dua huruf.
Kalimat ‘Saya makan nasi’ dalam bahasa Buna’ menjadi ‘Neto a a’.
Susunannya pola Subyek – Obyek – Predikat. ‘Neto’ = saya; ‘a’ = nasi; ‘a’ = makan.
Kalimat “Kita makan nasi” = ‘i a a’. Tiga huruf, ‘i’ = kita. Jadi huruf hidup pertama, ‘a’ = makanan, nasi (kata benda); ‘a’ = makan (kata kerja).
Huruf hidup kedua adalah: ‘i’ = kita, gigit (kata kerja).
Kalimat bahasa Buna’, ‘Neto i’ artinya: Saya gigit. Bahasa Buna’ “I i” = Kita gigit. ‘Anjing gigit kita’ = ‘Zab i i’. Kalau diterjemahkan lurus: Anjing kita gigit.
Huruf hidup yang ketiga adalah: ‘U’ = rumput; hidup (kata kerja).
Kalimat ‘Kita hidup’ = ‘I u’. Kalimat ‘Saya hidup’ = ‘Neto u’. Huruf hidup yang keempat:’e’ artinya ‘garam’. Kalimat ‘Makan garam’ = ‘e a’. “Kita makan garam” = ‘ I e a”. (I = kita; e = garam; a = makan).
Huruf hidup yang kelima adalah: ‘O’ = ‘udang’. Arti kedua, ‘pada engkau’. Kalau huruf ‘O’ ini diberi tekanan maka artinya, ‘pinggang’. Kalimat ‘Udang hidup’ = ‘O u’. Kalimat ‘Udang gigit kita’ = ‘O i i’.
Jadi lima huruf hidup ini: a, i, e, o, u, masing-masing mempunyai arti satu kata. Contoh kalimat bahasa Buna’: I u e a o gia. Artinya: Kita yang hidup makan garam dan udang. Ini huruf-huruf hidup. Kata-kata lain terdiri hanya dari dua huruf.
Contoh:’ il’ = air. ‘En’ = manusia. ‘pu’ = pinang. ‘in’ = bawang. ‘mo’ = laut. ‘su’ = susu. Kalimat: Kita minum air = ‘I il a’.
Kalimat: Orang minum air = ‘En il a’. Kalimat: Saya makan pinang = ‘Neto pu a’.
Ini contoh betapa sederhananya bahasa Buna’ ini. Kata-kata yang tediri dari tiga huruf saja juga begitu banyak. Contoh: Matahari = ‘hot’. Bulan = ‘hul’. Kebun = ‘mar’. Rumah = ‘deu’. Padi = ‘ipi’.
Dengan ditulisnya artikel ini, saya sebagai penulis dan sebagai pemakai bahasa Buna’ menyodorkan informasi kepada pembaca yang lain untuk mencari dan membanding-banding dengan bahasa daerah lain di Indonesia atau di luar Indonesia.
Saya belum berani menyatakan bahwa bahasa Buna’ paling sederhana karena belum pernah membuat perbandingan dengan bahasa lain.
Pernyataan saya hanya bersifat penggarambaran saja, bahwa bahasa Buna’ ini sangat sederhana karena setiap huruf hidup itu ada arti.
Ada satu kebiasaan, anak-anak suku Buna’ ini kalau berbahasa Indonesia di tingkat kelas satu atau dua SD, sering menyulitkan guru karena mereka terpengaruh oleh bahasa daerah mereka, bahasa Buna’ sehingga sering berkata, “Saya nasi makan” atau “Saya air minum”. Susunan terbalik. Baru pada kelas lebih tinggi mereka dapat menyesuaikan diri dengan tata bahasa Indonesia.
Lewat tulisan ini saya mengundang para ahli bahasa untuk membuat penelitian tentang bahasa Buna’ karena sampai sekarang belum ada orang yang seara khusus membuat penelitian tentang bahasa Buna’ dalam perbandingan dengan bahasa lain.