Asal-usul dari Sudut Filsafat

 

Ini pertanyaan tentang asal-usul kita manusia. Dari mana mau ke mana? Garis melingkar atau lurus? Garis turun atau naik? Dari awal ke akhir? Dari mana ke mana? Inilah pertanyaan abadi. Asal usul kita manusia dari mana? Lahir mati, lahir mati, terus silih berganti, dari turunan ke turunan. Dari mana? Berbagai suku bangsa menelusuri asal-usul mereka dengan menyusun silsilah, akhirnya buntu pada generasi tertentu karena sudah tidak ada lagi informasi tertulis atau lisan tentang generasi yang paling tua.

Yah, kalau begitu, di mana dan kapan manusia pertama? Berbagai tradisi membuat ceritera tentang asal usul manusia pertama. Agama-agama pun mempunyai ceritera tersendiri tentang asal usul manusia pertama.

Sampai sekarang semua Agama di dunia ini akhirnya sama pendapat bahwa manusia itu berasal dari dewa-dewi, dan dewa-dewi itu dari dewa-dewi yang lebih tinggi, lebih tinggi, sampai agama-agama monotheis mempunyai ajaran, manusia berasal dari Yang Maha Tinggi, dan menuju kepada Yang Maha Tinggi yang Tunggal, Esa, dan dikenal dengan berbagai Nama dan gelar, dari Dia kembali ke Dia.

Inilah pendapat terakhir tentang asal usul manusia dan tujuan manusia. Kita manusia saling membingungkan dengan pendapat bahwa manusia itu hanya di bumi ini saja. Ada yang bependapat manusia seperti kita ini ada di planet yang lain juga hanya dalam bentuk yang lain sesuai kondisi planet itu.

Sekarang dalam artikel ini penulis membatasi diri hanya pada kita-kita ini di bumi ini. Bumi kita kalau dilihat dari tata surya, memang hanya senoktah kecil saja. Tetapi ada dan itulah keadaan kita. Kita dari mana? Asal usul ragawi kita dihitung jutaan tahun lalu di tempat tertentu di bumi ini. Ini semua perkiraan, dugaan, tidak ada kepastian. Akhirnya ada kesepakatan sampai sekarang ini, yang paling gampang,  manusia berasal dari Tuhan. Titik. Entah jalan melingkar atau garis lurus, turun atau naik, pendapat umum sekarang  ini manusia dari Tuhan kembali ke Tuhan.

Penulis menganut pendapat ini, manusia berasal dari Tuhan kembali ke Tuhan. Tuhan tempatkan manusia di dunia ini dan berkembang biak. Lahir, dewasa, tua dan mati. Sudah ber- milliar-milliar manusia mendahului kita-kita yang hidup pada zaman ini. Mereka dari Tuhan kembali ke Tuhan. Kita juga.

Sekarang kita jangan berpayah-payah untuk telusuri asal-usul kita secara ilmiah. Percuma, karena tidak akan terjawab pertanyaan ini, dari mana kita berasal dan ke mana kita menuju. Kita harus mempunyai satu pegangan, kita manusia berasal dari Tuhan Yang Satu dan akan kembali kepada Dia. Karena itu, kita jangan saling menohok, saling mendengki. Jalan yang paling benar, kita sama-sama yakin satu asal-usul, sama tujuan, dari Dia  ke Dia.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *