Agama “Hot Esen”

Ini bukan Agama baru. Agama ‘Hot Esen’ adalah Agama asli dari suku Buna’ di pedalaman Pulau Timor. Masyarakat asli ‘Buna’ di Timor mempunyai kepercayaan asli, percaya pada ‘Hot Esen’, bahasa Buna’, artinya: HOT = Matahari, ESEN = di atas. Ini gelar untuk Yang Maha Tinggi. Sekarang, tahun 2020, tercatat sekitar 100.000 orang di pedalaman pulau Timor itu suku Buna’ yang berbahasa Buna’. Mereka ini sejak tahun 1880-an, sudah didatangi misionaris Belanda dan Jerman yang menjadikan mereka Kristen Katolik. Suku Buna’ ini sekarang rata-rata 99% katolik.
Dari kalangan suku Buna’ ini ada puluhan orang yang terpanggil menjadi Imam, Bruder dan Suster dalam Gereja Katolik. Sebelum leluhur mereka menganut agama Kristen Katolik, sudah ada agama atau kepercayaan asli mereka kepada HOT ESEN sebagai Wujud Tertinggi yang berdiam di Langit lapisan yang ketujuh, paling atas. Wujud HOT ESEN ini, pribadi yang ‘Bermata Satu dan Bertelinga Satu’. Dialah Yang menciptakan alam semesta dan manusia. Dia Maha-mengetahui, ber-Telinga Satu, dan Maha-melihat, ber-Mata Satu. Angka Satu itu lambang kesempurnaan, ke-esa-an, ke-tunggal-an.
Falsafah hidup suku Buna’ dikaitkan dengan adanya ‘Hot Esen’ yang mengatur segala gerak alam semesta dan seluruh nasib hidup manusia. Manusia lahir karena Dia, dan mati, kembali ke Dia. Sesama manusia tidak boleh saling menyusahkan karena sama-sama berasal dari Dia. Segala tindakan kejahatan dibalas oleh Dia dengan hukuman tinggal dalam kegelapan abadi. Sistim kepercayaan orang Buna’ itu tiga lapis. Lapis pertama, ialah: percaya akan adanya leluhur. Mereka percaya leluhur ini tinggal di satu kampung besar yang aman dan damai. Semua orang yang meninggal dihantar secara adat dengam upacara kenduri dan diterima oleh para leluhur ini. Kepada leluhur sering diadakan upacara sajian berupa sirih-pinang dan makanan supaya leluhur jangan melupakan segala kebutuhan bagi para cucu yang masih hidup di dunia. Lapis kedua, yang lebih tinggi, orang Buna’ percaya akan adanya roh-roh. Ada roh baik dan ada roh jahat. Roh baik itu disuruh oleh HOT ESEN untuk menjaga manusia dan alam semesta. Roh-roh baik ini tinggal di antara manusia, di bukit-bukit, hutan-hutan dan sumber-sumber air. Tempat-tempat keramat itu adalah tempat tinggal roh-roh baik. Kepada roh-roh baik ini disajikan irisan daging matang dan nasi dalam anyaman. Kebun dan hewan juga dijaga oleh roh-roh baik ini. Sedangkan roh-roh yang jahat selalu berkeliaran ke sana -sini mengganggu manusia dan merusak alam. Kepada roh-roh jahat ini disajikan daging mentah dan beras, dihambur ke segala penjuru mata angin sambil berseru, kamu, roh-roh jahat, terima sajian ini dan pergi jauh-jauh dari kami. Pada lapis ketiga, yang paling tinggi, orang Buna’ percaya adanya Yang Maha Tinggi, HOT ESEN. Atas dasar inilah kepercayaan orang Buna’ itu disebut agama HOT ESEN. Kepada HOT ESEN, dalam sajian, tempat yang berupa anyaman yang indah, kosong, karena HOT ESEN tidak membutuhkan apa-apa, hanya persembahan niat yang baik.
Waktu para misionaris katolik datang ke antara suku Buna’, seratusa an tahun lalu, kepercayaan orang Buna’ ini dimodifikasi dengan ajaran: leluhur itu ada, dan yang baik itulah yang dalam gereja Katolik disebut Santa atau Santu. Roh-roh itu dalam Agama Kristen Katolik dikenal Malaekat itu roh yang baik, dan iblis atau setan itu adalah roh-roh yang jahat. HOT ESEN itu tampakkan Diri dalam Rupa Manusia, Yesus Kristus. Untuk peralihan kepercayaan ini, setiap orang harus dibaptis dalam “Nama Bapak, dan Putera dan Roh Kudus”. Atas dasar ajaran inilah para leluhur orang Buna’ menjadi katolik sampai semua turunan sekarang ini. Kenyataan yang ada, orang-orang Buna’ ini sudah katolik, tapi upacara menghormati leluhur, roh-roh baik dan THOT ESEN tetap dipraktekkan sehingga mereka bukan dicap sebagai orang kafir yang membuat sinkretisme, tetapi diyakinkan akan adanya kepercayaan itu dimurnikan secara Katolik. Agama HOT ESEN itu ada, dan tetap hidup dalam masyarakat suku Buna’ di Timor.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *