Ada di Dalam Ada

 

Filsafat itu artinya cinta pengetahuan, cinta kebijaksanaan. Setiap orang itu berfilsafat, artinya: setiap orang yang berakal sehat cinta pengetahuan. Arti umum dari berfilsafat ialah: berpikir sedalam-dalamnya tentang segala yang ada dan mungkin ada. Kita manusia ini ada di dalam ada. Semua yang ada ini berawal dari yang Maha Ada. Ini sudah menjadi kebenaran umum yang diterima umum. Diri saya ada karena ada yang sudah ada lebih dahulu.

Orang tua sudah ada baru saya ada. Seterusnya pasti ada manusia yang pertama baru ada manusia yang lain, sampai diri saya ada. Itu yang dimaksud dengan ada di dalam ada. Tidak ada di luar yang ada. Ada kita ini saling bergantung pada yang dahulu ada dan sekarang ada. Kemudian ada lagi yang ada dari kita yang ada. Saling mengadakan. Ada perguliran dari yang ada ke yang ada. Perguliran ke samping berarti yang ada ini sama-sama mengada. Perguliran ke bawah berarti yang ada sekarang melanjutkan adanya ada yang lain. Perguliran ke atas berarti yang ada ini berkembang menjadi ada yang lain yang lebih lain dari yang ada sekarang.

Kita ini ada di dalam ada maka tidak diperkenankan untuk saling meniadakan. Tindakan menghilangkan sesama yang ada sebenarnya sia-sia karena yang ada ini tetap ada. Manusia, tidak bisa ditiadakan. Secara jasmani dia ditiadakan, tetapi dia tetap ada dalam seluruh keutuhan dirinya dalam bentuk yang lain yang tak tertangkap oleh indra. Adanya manusia mulai dari yang pertama sampai sekarang kita-kita yang ada ini tetap saling berkaitan satu sama lain dalam status ada di dalam ada. Mau percaya atau tidak, terserah, tetapi yang pasti adalah kita yang ada dan yang sudah pernah ada dan yang akan ada bergantung pada yang ada dan Dia itu tidak diadakan. Ada ungkapan yang sudah umum, Dia itu tidak ada awal, tidak ada akhir. Secara bathiniah disadari oleh kita yang ada bahwa yang ada dan tidak diadakan, yang awal dari segala yang ada ini diketahui sebagai yang Maha Ada. Di dalam Dia Yang Maha Ada inilah kita sekarang ini ada. Ada kita ini diatur oleh Dia.

Dalam diri kita yang ada ini tanpa kemauan kita, sudah diletakkan suatu kesadaran tentang adanya Yang Maha Ada itu yang dari zaman ke zaman, dari tempat ke tempat disapa dengan berbagai sapaan, TUHAN, GOD, GOTT, DEUS, THEOS, ALLAH dan ribuan sapaan sesuai dengan adanya ribuan budaya. Ada satu kesadaran yang diletakkan dalam diri kita untuk menjaga, menghormati dan melanjutkan adanya ada yang lain. Ada yang lain itu mulai  dari ada yang tak bernyawa seperti batu, ada yang punya daya tumbuh seperti tumbuhan, ada yang punya naluri seperti binatang, ada yang berakal budi seperti kita manusia diharuskan untuk saling mengadakan. Khusus untuk kita yang berakal-budi diwajibkan untuk saling mengadakan dalam bentuk memelihara dan memanfaatkan segala yang ada di sekitar kita secara bertanggung-jawab dengan pertimbangan bahwa segala ada lain yang bukan manusia itu diadakan untuk kepentingan adanya manusia.

Kita ada untuk saling mengadakan dalam arti melanjutkan, menyempurnakan yang ada menjadi ada lebih banyak dan ada lebih bermutu. Kita ada dalam ada dan diadakan oleh Yang Maha Ada.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *