Tolong

 

Tolong. Sering kita pakai istilah ini. Tolong saya dulu. Saya tolong dia. Tolong menolong. Yang meminta tolong merendahkan diri. Yang menolong merasa hebat.

Tolong selalu berkaitan dengan belas kasihan. Yang meminta tolong  mengharapkan belas kasih. Yang menolong melimpahkan belas kasih. Ada rasa kasihan dalam diri penolong kepada yang ditolong. Kasihan!

Nafsu kita mendorong kita untuk mengharapkan sesuatu yang sulit diperoleh. Minta tolong. Nalar kita sulit memecahkan satu persoalan. Minta tolong. Naluri kita mengingatkan kita akan adanya bahaya. Minta tolong. Nurani kita sedang kacau. Minta tolong. Ini keterkaitan anatara empat unsur, 4N dalam diri kita, Nafsu+Nalar+Naluri+Nurani. Seseorang yang tak berdaya, minta tolong. Orang yang diminta tolong tergerak empat Unsur dalam dirinya dan cepat tanggap, menolong sesama yang minta tolong. (4N, Kwadran Bele, 2011).

Tolong! Ungkapan orang yang tak berdaya. Di sini letaknya kesalahan pemahaman tentang istilah tolong. Setiap diri manusia, ada hak dan kewajiban untuk tolong diri karena penolong satu-satunya adalah TUHAN. DIA-lah PENOLONG. Bukan manusia. Manusia dengan manusia ada kewajiban dan hak untuk bantu-membantu. Ada dalam posisi sederajat. Tolong itu terjadi antara dua pihak yang tidak sederajat. Manusia dengan manusia, sama derajat, sama martabat. Mana mungkin satu merasa diri hampa dan yang lain merasa diri hebat untuk menjadi penolong. Ini merampas posisi TUHAN. Hanya TUHAN-lah yang mempunyai kuasa untuk menolong. Kita sama-sama manusia tidak ada kuasa untuk tolong. Bantu, yah. Tapi tolong, tidak.

Tolong itu dari yang kelimpahan ke yang ketiadaan. Kita manusia, tidak ada yang kelimpahan, apa pun saja, dan tidak ada yang ketiadaan, kekosongan dalam hal apa pun saja. Setiap kita ada dalam keterbatasan dalam segala hal dan tidak benar kalau anggap diri bisa menjadi penolong. Saya, anda, dia, kita sama-sama dalam posisi ada dan apa yang ada dalam diri kita inilah yang dipakai untuk bantu sesama. Bukan tolong sesama. Sikap suka tolong mengganggap sesama rendah dan menganggap diri tinggi. Ini tidak benar.

Mari kita sama-sama memohon setiap saat, apa saja dari PENOLONG, TUHAN, PENCIPTA kita.

 

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *