Rambut. Ujung rambut. Hal kecil. Sehelai rambut. Ada arti. Rambut kepala. Pelindung. Kita manusia ditandai dengan rambut: rambut hitam, rambut pirang, rambut putih, rambut uban. Warna. Rambut ikal, rambut air, rambut lurus, rambut keriting. Bentuk. Pelihara rambut, potong rambut, pangkas rambut, cukur rambut, sisir rambut, lepas rambut, konde rambut, ikat rambut, minyaki rambut, rambut kotor, rambut kusut, rambut tumbuh, rambut subur . Rapih. Cuci rambut, bersihkan rambut, tutup rambut, cat rambut, acak rambut, kepang rambut. Campur tangan.
Kita manusia ada Nafsu untuk atur rambut sesuka hati kita. Ada Nalar untuk menata rambut. Lewat rambut asal suku dikenal, Naluri. Nurani kita membisikkan kepada kita untuk memuliakan TUHAN dengan berbagai cara: tutup rambut, cukur rambut, panjangkan rambut. Tanda serah diri kepada PENCIPTA. (4N, Kwadran Bele, 2011).
Ada Nafsu untuk tampil apik dengan atur rambut rupa-rupa, itu manusiawi. Asal tidak untuk sombong. Nalar kita menemukan berbagai upaya untuk tata rambut. Temukan cat khusus untuk merobah warna rambut, ada minyak rupa-rupa untuk menghaluskan dan mengharumkan rambut. Ini semua upaya manusia melalui Nalar yang mengetahui berbagai pengetahuan dan pengalaman tentang rambut.
Naluri kita langsung menyadarkan diri kita tentang asal-usul diri, rambut hitam dari Asia, rambut pirang dari Eropa. Rambut keriting dari daerah panas, rambut lurus dari daerah dingin. Sering kita berbangga dengan rambut kita, tapi sering pula merasa diri rendah atau saling mengolok atas dasar rambut.
Kita manusia sadar-sesadarnya bahwa rambut itu diciptakan oleh PENCIPTA dengan tujuan yang luhur, demi kesehatan kita, melindungi kulit dan batok kepala kita. Rambut saja dijaga oleh setiap pribadi, maka kita sesama manusia saling menghargai atas dasar rambut, bukan sebaliknya, saling mencemooh atau merusak rambut dengan berbagai penyesuaian yang mendatangkan bahaya.
Ada seorang bapak menghitamkan rambut dengan cara mengecat lalu menderita karena zat kimia dari bahan cat. Akhirnya meninggal dunia, meninggalkan isteri dan anak-anak yang masih kecil. Ini akibat mengutak-atik rambut terbawa arus Nafsu secara berlebihan, kurang memakai Nalar, menyusahkan keluarga secara Naluri dan dari segi Nurani, merusak ciptaan TUHAN yang telah mengatur rambut pada waktunya untuk menjadi putih.
Rambut menyadarkan kita untuk menjunjung langit menahan Nafsu, melindungi Nalar, merangkai Naluri dan menenangkan Nurani. TUHAN kita puji dan sembah dengan kepala tertutup rambut atau botak, tanpa rambut. Yang penting, mengharai dan mencintai sesama dan menyembah TUHAN. Itulah namanya bahagia, karena rambut.