Mulut

 

 

Mulut manis. Tukang jilat. Mulut kotor. Tukang maki. Mulut ember. Tukang gosip. Mulut bocor. Tukang bongkar rahasia. Mulut terkancing. Kalah berdebat. Mulut besar. Sombong. Mulut mati. Pendiam. Tutup mulut. Diam. Jaga mulut. Hati-hati. Jual mulut. Bohong. Ini semua kata-kata kiasan sekitar mulut. Betapa hebatnya mulut itu sampai memberi inspirasi untuk ungkapkan berbagai perilaku manusia.

Nafsu manusia ada di mulut. Ungkapkan keinginan lewat mulut. Rasa enak di mulut. Nalar manusia terpancar lewat mulut dengan decak kagum atas kehebatan otak seseorang. Naluri manusia terungkap lewat mulut dengan ucapan salam dan maaf. Nurani manusia tersimpan dalam mulut yang membisu, khusuk dalam doa. (4N, Kwadran Bele, 2011).

Lewat mulut terdengar tawa ria. Lewat mulut terlontar sumpah serapah. Lewat mulut tertelan pahit getirnya hidup. Lewat mulut melambung puja dan puji kepada Sang MAHA PENYELENGGARA. Ini semua peran mulut. Bertengkar pakai mulut. Berkelakar lewat mulut. Bernafas lewat mulut. Berbagi rasa lewat mulut. Berbagi kasih lewat mulut. Mulut jadi corong pribadi manusia.

Aneh, mulut dipakai untuk menghina sesama dan  menghujat TUHAN.  Mulut diciptakan oleh PENCIPTA untuk lantukan lagu-lagu syukur kepada DIA. Mulut itu ada untuk menghembuskan nafas belas kasih pada sesama. Mulut ada untuk tersenyum menyiram hati sesama dengan luapan ria. Mulut ada untuk menutup aib sesama dan mengungkap rasa sesal atas segala salah dan dosa. Semua ungkapan isi diri lewat mulut ini sering kurang disadari sehingga suka-suka memakai mulut menebar benci mengobar dengki.

Kata-kata terucap lewat mulut. Kata-kata apa saja yang sebaiknya terlepas lewat mulut saya, anda, dia, kita? Renungkan sejenak. Kata-kata hiburan untuk sesama yang tercebur dalam duka lara? Atau kata-kata sindiran dan cemoohan yang memperparah luka duka hati sahabat?

TUHAN, terpujilah DIKAU lewat mulut saya bersama sesama yang melambungkan isi nurani penuh kasih persaudaraan antara kami. Terimakasih TUHAN, DIKAU adakan mulut sebagai saluran menghirup rahmat dan menghembus damai. Lewat mulut, damailah kami manusia di bumi ini.

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *