Ikut

 

Ikut, mengikuti, pengikut, ikutan, ikut-ikut, berikut. Inilah kekayaan bahasa Indonesia. Dari satu kata, ikut, bisa diturunkan kata-kata sampai enam kata yang mempunyai isi dan makna berbeda. Tahun baru 2022. Tahun berikut nanti 2023. Kita mengikuti saja aliran tahun yang disepakati masyarakat dunia, tahun Masehi, 2021, 2022 nanti 2023. Kita bisa ikut dengan sadar, bisa juga ikut-ikutan tanpa sadar. Ikut saja mau tidak mau. Tidak mungkin sendiri buat kalender baru, mau tetap 2021 atau lewat satu tahun, 2023. Ini tidak hanya sekedar permainan angka tetapi suatu ketentuan masyarakat manusia untuk membuat petak, batas dari bentangan waktu yang mulainya sudah jutaan tahun, tetapi kapan akan berakhir, tidak ada satu pun dari kita manusia yang tahu.

Nafsu kita manusia menuntun kita untuk terjadinya kemauan sendiri. Nafsu berpakaian. Itu pun ada modenya dari waktu ke waktu. Tanpa sadar kita ikut dan kalau tidak mau dikatakan ketinggalan.

Nalar kita memacu diri kita untuk berpikir dan terus berpikir dalam ikut arus apa pun saja yang terjadi di sekitar kita. Kalau tidak ikut bisa saja sendiri tertinggal atau terhanyut arus perubahan zaman.

Naluri kita mau hidup bersama dengan orang lain maka mau tidak mau harus ikut kemauan sesama tanpa harus kehilangan jati diri.

Nurani kita beri pertimbangan untuk ikut tapi tidak ikut-ikutan apa lagi ke arah yang jahat dan buruk di mata sesama terlebih di Mata TUHAN. (4N, Kwadran Bele, 2011).

Hidup ini samudra kadang-kadang teduh kadang-kadang berombak. Hidup ini angin kadang-kadang betiup sepoi-sepoi basah kadang-kadang jadi puting beliung. Setiap diri kita ikut terbawa arus samudra dan ikut tiupan arah angin kehidupan. Tidak ada seorang pun yang tetap pada tempatnya tanpa ikut gelombang atau tiupan hidup ini.

Hidup ini ibarat sekolah formal yang ada batas waktunya yang dibagi atas jam, hari, bulan, semester genap atau ganjil. Maju dan terus maju. Itulah yang ditandakan dengan pergantian tanun, tahun lama dan tahun baru. Nafsu kita mau kejar harta tapi kalau tidak ikut arus mengalirnya uang, percuma. Nalar diputar untuk mencari jalan supaya harta itu melekat pada diri kita menjadi milik. Naluri kita mengisyaratkan untuk dengan siapa bisa berjuang menghimpun harta itu. Nurani kita memegang kendali untuk kita tidak ikut-ikutan tanpa ada pertimbangan yang jelas sesuai norma manusia, apa lagi Norma dari TUHAN.

Ikut pergantian tahun seperti dari tahun 2021 ke 2022  bukanlah ikut-ikutan, tapi ikut dengan penuh sadar untuk ada dan berada dalam arus waktu.

Nafsu disesuaikan, Nalar diarahkan, Naluri dikerahkan dan Nurani disadarkan agar diri tidak tergilas oleh roda waktu. Ikut gerak gelombang samudra kehidupan. Ikut melayang tertiup angin kehidupan. Kita manusia diberi kompas di samudra luas untuk tidak kehilangan arah. Kita manusia diberi sayap untuk terbang di udara. Hanya perlu kewaspadaan, di samudra harus terapung dan di udara harus melayang. Tiap keadaan ada suasananya sendiri. Kita manusia diberi kemampuan untuk ikut apa pun saja sejauh itu baik dan berguna dan kita diawaskan untuk tidak ikut-ikutan arah arus yang akan menghempaskan diri kita di pantai karang garang lalu hancur jadi sampah.

Kita manusia harus yakin bahwa PENCIPTA kita ada dan tetap berada bersama kita masing-masing untuk tetap ikut arah yang tepat.

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *