Nalar mengajar kita untuk mencari dan menikmati hiburan yang baik, benar dan bagus. (3B). Dalam Nalar kita ada perbendaharaan ilmu pengetahuan dan pengalaman tentang segala macam hiburan yang ada di sekitar kita.
Nafsu kita mendorong untuk menikmati alam pegunungan. Bagus. Hiburan itu kebutuhan yang perlu untuk kesegaran diri kita. Kalau kebutuhan pokok itu terdiri dari sandang , pangan dan papan, maka untuk memenuhi kebutuhan penting, pendidikan dan kesehatan, kita butuh kebutuhan yang perlu yaitu hiburan.
Nafsu cari hiburan, Nalar beri pengetahuan tentang hiburan yang benar, Naluri dorong kita untuk cari hiburan yang bermanfaat bagi diri dan sesama, dan Nurani langsung mebisikkan hiburan mana yang baik dan santun. Ini kerjasama antara empat usur dalam diri kita manusia: 4N, Nafsu+Nalar+Naluri+Nurani. (4N, Kwadran Bele, 2011).
Nalar menuntun kita untuk menikmati hiburan yang baik, benar dan bagus. Tetapi sering terjadi kita manusia ini didorong untuk cari hiburan yang tidak pantas di luar batas. Ada yang mencari hiburan dengan biaya yang tidak sedikit. Kalau biaya itu terjangkau oleh penghasilan sendiri, masih bisa diterima.
Kalau cari hiburan dengan memakai uang milik orang lain, namanya pencuri. Kalau milik umum, misalnya milik rakyat untuk pembangunan, ini yang termasuk pencuri khusus yang dinamakan koruptor, suka korupsi. Kalau korupsi, biasanya lewat kolusi dan bersama orang-orang dekat sehingga disebut nepotisme.
Nalar mengiyakan kebutuhan manusia sebagai kebutuhan yang perlu dinikmati. Ada kesegaran tercipta lewat hiburan. Hiburan ada banyak macam. Mulai hiburan secara fisik seperti olah raga sampai kepada hiburan otak seperti bermain catur atau mengisi teka-teki silang. Hiburan itu perlu dinikmati untuk mengatasi kejenuhan dalam bekerja.
Nalar mengemukakan dengan jelas segala pengetahuan dan pengalaman orang-orang dari berbagai tempat dan berbagai tradisi tentang jenis-jenis hiburan. Manusia tergerak untuk saling mengunjung karena adanya hiburan ini. Nafsu untuk mengalami sesuatu yang baru dan segar adalah wajar untuk menghibur diri dan sesama.
Naluri mendorong manusia untuk menikmati hiburan secara bersama, tidak sendiri-sendiri. Nurani meneguhkan manusia dalam hal mencari dan menikmati hiburan yang pantas dan layak di hadapan sesama, terutama di hadapan TUHAN.