Hadiah. Ada pemberi, ada penerima. Isi hadiah itu apa? Tergantung dari pemberi hadiah. Penerima terima saja. Terimakasih. Atas dasar apa pemberi hadiah memberi hadiah kepada penerima hadiah? Hadiah itu biasanya sesuatu yang berharga, bernilai. Hadiah mewakili diri pemberi. Harga diri pemberi terungkap dalam hadiah. Hadiah menghargai penerima. Pemberi dan penerima disatukan dalam hadiah. Pemberi menghargai. Penerima dihargai. Saling menghargai. Ini dinyatakan dalam hadiah, pemberian cuma-cuma, gratis dari pemberi kepada penerima.
Nafsu untuk menghargai dan dihargai ada dalam hadiah. Hasilnya, senang. Saling menyenangkan antara pemberi dan penerima hadiah. Nalar bekerja di dalam pemberi hadiah untuk memilih yang cocok sesuai pengalaman dan pengetahuan dari pemberi dan penerima. Hasilnya, gembira. Saling menggembirakan. Nalar dalam diri pemberi dan penerima bertemu, gayung bersambut. Hasilnya, puas. Saling memuaskan. Nurani dalam diri pemberi dan penerima hadiah dipenuhi rasa tenang, damai dan bahagia. Hasilnya, bahagia. Saling membahagiakan. Inilah kerjasama secara terpadu antara ‘4N’, Nafsu + Nalar + Naluri + Nurani. (Kwadran Bele, 2011).
Hidup ini saling memberi hadiah antara saya, anda, dia dan kita. Kita hidup saling menyenangkan (Nafsu), saling menggembirakan (Nalar), saling memuaskan (Naluri), saling membahagiakan (Nurani). Tidak boleh saling menyusahkan, hasil ulah Nafsu yang tidak terukur. Tidak boleh saling membingungkan, hasil Nalar yang diputar-balikkan. Tidak boleh saling meresahkan, hasil Naluri yang tidak terkendali. Tidak boleh saling mencelakakan, hasil Nurani yang tidak jernih.
TUHAN, PENCIPTA kita adalah PEMBERI UTAMA semua hadiah yang kita hayati sampai saat ini, kenikmatan (Nafsu), kebijakan (Nalar), keakraban (Naluri), kebahagiaan (Nurani). Inilah hidup dan tujuan hidup.