Ganti

 

 

Ganti berarti yang sudah ada berlalu dan datang yang baru. Yang sudah ada diambil dan diberi yang baru. Biasanya yang lama diganti dengan yang baru,  yang lebih baik. Kalau yang baik diganti dengan yang buruk, tanda tanya, mengapa. Ada kebiasaan, tahun lama diganti dengan tahun baru. Waktu berganti. Tempat berganti. Orang berganti. Yang mengganti dan yang diganti ada bersama dengan keadaan yang berbeda. Tidak sama lagi. Yang lama, lama. Yang baru, baru.

Kita manusia ini ada Nafsu, suka yang baru terus. Pakaian lusuh diganti dengan yang baru. Ada Nalar untuk ketahui  dan alami yang baru. Rasa gembira muncul dari pengetahuan baru, pengalaman baru. Naluri kita suka pertemuan baru, sapa menyapa secara baru sehingga ada kebiasaan, selamat pagi sesudah malam, sesudah malam selamat pagi. Jam berganti jam, hari berganti hari, bulan, tahun, abad dan seterusnya. Silih berganti. Kalau untuk generasi manusia, ada peribahasa, ‘patah tumbuh, hilang berganti, mati satu  ganti seribu’. Ini kerja Naluri yang tidak puas dengan yang lama dan puas dengan yang baru. Nurani kita selalu rindu untuk bahagia dari saat ke saat. Cari damai dan terus damai ke arah bahagia. Ini karya Nurani.

Ganti itu terjadi untuk memenuhi keinginan Nafsu cari senang, Nalar yang mendulang ilmu dapat pengetahuan dan beri kegembiraan. Naluri juga cari pergaulan baru untuk ada rasa puas. Nurani bergejolak untuk cari bahagia.

Empat N dalam diri manusia mencari senang, gembira, puas dan bahagia. Senang sesaat, gembira bertahan  lama, puas bertahan lebih lama dan bahagia itu abadi. Ini ada anak tangga, senang pertama, gembira kedua, puas ketiga, keempat yang tertinggi, bahagia. Keempatnya sambung menyambung menjadi satu.

Ganti berganti itu terjadi demi adanya empat hasil dari empat unsur dalam diri manusia. (4N, Kwadran Bele, 2011). Siapa yang suka ganti-mengganti itu? TUHAN. DIA Yang mengganti dengan yang selalu baru untuk menyenangkan manusia, menggembirakan kita, memuaskan kita  dan membahagiakan kita ciptaanNya yang paling utama.

Aneh kalau kita tidak syukuri pergantian demi pergantian, entah itu waktu, tempat atau keadaan. Hidup yang sementara ini akan diganti dengan hidup yang abadi. Itu dibuat oleh TUHAN.

 

 

 

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *